Sabtu, 14 Desember 2013

Karang Taruna Cadas 027
Saat ini di tanah air mulai terdengar "gonjang-ganjing" kedatangan teknologi 4G. Walaupun pada kenyataannya teknologi ini masih dalam tahap percobaan di Indonesia sepert LTE dan BWA (WiMAX) yang terakhir ini sudah ada yang menjual pelayanannya seperti Sitra WiMAX. Teknologi yang paling matang untuk membangun Rt/Rw.net tentu saja menggunakan WiFi yang harganya jauh lebih murah dan menggunakan frekuensi bebas lisensi 2.4Ghz dan 5.8Ghz. 

Permasalahan yang timbul jika memang kita membangun BTS yang bagus dan mampu menaungi wilayah yang luas diperlukan perangkat yang bagus performanya yang lagi-lagi ini berbanding lurus dengan modal untuk membangunnya. Jadi bagaimana solusinya. Maka pepatah yang cocok adalah "berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing". Yup dengan gotong royong kita bisa dengan mudah dan murah membangun Rt/Rw.net yang wilayah cakupannya cukup luas. Bagaimana caranya mari kita lihat.

Bangunlah sebuah tower bts yang murah meriah dengan ketinggian minimal 10m dari tanah. Jika btsnya di rumah bertingkat tentu lebih baik untuk mengkover wilayah se rt/rw, atau kurang lebih radius 500m.Tower bisa dengan pipa besi. Di BTS utama ini adalah untuk backbone bandwidth dan router utama dan AP utama yang murah meriah. Nah untuk memperluas wilayah setiap jarak 500m atau kurang kita mesti membangun BTS repeater yang hanya menggunakan 1 atau 2 AP saja sebagai repeater sinyal BTS utama begitu seterusnya dengan modal tiang yang setinggi 10-15m dari tanah untuk menaruh AP WiFi. BTS-BTS repeater ini bisa dari pelanggan rt/rw.net kita sendiri atau ajak sekalian pak rt/rw untuk membantu pengembangan insfrastruktur rt/rw.net kita dengan program member get memeber misalnya. Total 1 BTS repeater di klien hanya butuh modal sekitar 1 juta rupiah bahkan bisa kurang untuk membeli sebuah AP ditambah antena high gain dan tiang besi atau bambu. Dan ingat semakin banyak klien kebutuhan bandwdith semakin besar pula namun dengan bandwdith yg besar biasanya kita bisa membelinya semakin murah dari ISP yang menjual.


Kelebihan lain dari infrastruktur rt/rw.net yang kita bangun kita bisa juga mengembangkan server telepon internet (VoIP) dalam jaringan yang kita bangun dan juga IP kamera wireless untuk keamanan lingkungan. Nilai plus ini bisa kita jual ke warga dan tetangga sekitar.

Rt/Rw-Net: Infrastruktur Telekomunikasi Mandiri Masyarakat Di Era 4G.
Melihat gelagat bahwa teknologi BWA (wimax) akan berjalan agak lambat bisa dilihat dari tender ulang pita wimax dan peluncuran sitra wimax yang memerlukan 4 tahun untuk mengkover wilayah jabodetabek (firstmedia mengkover wilayah jabodetabek, banten & sebagian sumatera) dan utamanya adalah wilayah perkotaan, bagaimana dengan wilayah pinggiran atau pedesaan?? Jika hal itu terjadi maka jawabannya adalah masyarakat perlu menggunakan alternatif solusi rt/rw-net dengan teknologi wireless lan (WiFi) untuk menjembatani gap coverage antara operator/provider dengan end user. 

Teknologi WiFi (802.11) yang sudah dulu matang dibanding wimax, 3g dan lte, sudah mampu menghadirkan kecepatan tinggi bahkan versi 802.11n bisa mengirimkan throughput data lebih dari 100Mbps. Ditambah lagi dengan menggunakan frekuensi 2.4 Ghz dan 5.8 Ghz yang bebas lisensi dan relatif murah harga perangkatnya, merupakan pilihan yang tepat bagi masyarakat yang wilayahnya terlambat untuk terkover untuk penetrasi teknologi komunikasi masa depan 4G apabila benar-benar telah diterapkan di Indonesia.

Hotspot - Rt/Rw.net PRE-4G
Istilah Hotspot - Rt/Rw.net PRE-4G adalah infrastruktur jaringan hotspot-rt/rw.net yang menggabungkan Voice (suara), Video (gambar bergerak), dan data lainnya dalam satu protokol IP Address (internet).

Kelebihan dari infrastruktur Hotspot yang kita bangun kita bisa juga mengembangkan server telepon internet (VoIP) dalam jaringan yang kita bangun dan juga IP kamera wireless untuk keamanan lingkungan. Dengan memiliki server VoIP sendiri, maka dalam satu jaringan LAN dan Wireless LAN sesama klien bisa saling berkomunikasi telepon secara gratis tanpa biaya pulsa dan internet. Sedangkan IP Camera untuk keamanan, hasil gambar videonya bisa dilihat dan dipantau jarak jauh lewat jalur jaringan lokal LAN/WLAN maupun internet di manapun si pengamat berada. Nilai plus ini bisa kita jual ke wilayah pemukiman, perkantoran, komplek wisata ataupun pemerintahan.




Infrastruktur telephony internet mandiri ini langsung atau tidak langsung akan membantu mempercepat struktur pemerataan pembangunan di suatu wilayah pemukiman di perkotaan maupun di pedalaman/ pedesaan yang miskin struktur telekomunikasinya

Trunk Antar Server VoIP Lokal via Server VoIP Internet
Bayangkan jika setiap jaringan Rt/Rw.net terdapat server VoIP, di mana masing-masing Rt/Rw.net tersebut memiliki pelanggan rumah sekitar 20 s/d 100 klien yang menggunakan fasilitas telepon VoIP. Artinya kalau kita coba rata-ratakan setiap jaringan Rt/Rw.net memiliki 60 pelanggan VoIP.

Jika ada 500 Rt/Rw.net yang memiliki server VoIP berarti ada sekitar 3000 rumah yang menggunakan telepon VoIP. Jika masing-masing server VoIP tersebut saling terhubung melalui server VoIP di internet, misalnya via trunk server voiprakyat.or.id. Maka ada 3000 rumah yang bisa saling berkomunikasi telepon murah meriah bahkan gratis tanpa memandang wilayah geografi dan juga tanpa membayar biaya SLJJ dan SLI.




Jika ada ribuan server VoIP ini terhubung ke internet maka kita melihat sebuah cluster telepon VoIP yang sangat besar yang menghubungkan para penguna internet di masyarakat seperti di Rt/Rw.net, warnet, gedung perkantoran, pemerintahan, hotspot di hotel, apartemen, cafe, dll. Maka ini adalah sebuah alternatif pengganti dari penggunaan telepon rumah (PSTN).




Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Karang Taruna CADAS RW.027 - Powered by Karang Taruna CADAS RW.027 - Designed by Zayn Menthrix Kennedy -